Syok Obstetrik
SYOK OBSTETRIK
Syok
adalah suatu keadaan disebabkan karena adanya gangguan sirkulasi dalam darah ke dalam
jaringan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi
jaringan dan tidak mampu mengeluarkan hasil metabolisme.
Penyebab
terjadinya syok adalah perdarahan, neurologenik, kardiogenik, endotoksik/septic, anafilaktik, dan
penyebab syok yang lain emboli, komplikasi anastesi, dan
kombinasi.
Gejala
klinik syok pada umumnya sama yaitu tekanan darah menjadi turun, nadi menjadi cepat, lemah, pucat, keringat dingin, sianosis pada jari-jari, sesak nafas,
pengelihatan menjadi kabur, gelisah, dan oliguria/anuria.
Komplikasi
akibat penanganan yang tidak adekuat dapat menyebabkan asidosis
metabolic akibat metabolisme anaerob yang terjadi karena kekurangan
oksigen. Hipoksia/iskemia yang lama pada hipofise dan ginjal dapat
menyebabkan nekrosis hipofise dan gagal ginjal akut. Koangulasi
intravaskular yang luas disebabkan oleh lepasnnya tromboplastin dari
jaringan yang rusak. Kegagalan jantung akibat berkurangnya darah
koroner. Dalam fase ini kematian mengancam. Transfusi darah saja tidak
adekuat lagi dan jika penyembuhan fase akut terjadi, sisa-sisa
penyembuhan akibat nekrosis ginjal dan/atau hipofise akan timbul.
Penanganan
syok terdiri atas 3 garis utama, yaitu pengembalian fungsi sirkulasi
darah,dan oksigenasi, eradikasi infeksi, serta koreksi cairan dan
elektrolit. Akibat kematian ibu karena perdarahan dalam kebidanan dapat
mencapai 13,4% di USA.
Jenis Syok dan Etiologi
1. Syok Hemoragik
Adalah
suatu syok yang disebabkan oleh perdarahan yang banyak. Akibat
perdarahan pada kehamilan muda, misalnya abortus, kehamilan ektopik dan
penyakit trofoblas (mola hidatidosa); perdarahan antepartum seperti
plasenta previa, solusio plasenta, rupture uteri, dan perdarahan pasca
persalinan karena atonia uteri dan laserasi jalan lahir.
2. Syok Neurogenik
Yaitu
syok yang akan terjadi karena rasa sakit yang berat disebabkan oleh
kehamilan ektopik yang terganggu, solusio plasenta, persalinan dengan
forceps atau persalinan letak sungsang di mana pembukaan serviks belum
lengkap, versi dalam yang kasar, firasat/tindakan crede, ruptura uteri,
inversio uteri yang akut, pengosongan uterus yang terlalu cepat (pecah
ketuban pada polihidramnion), dan penurunan tekanan tiba-tiba daerah
splanknik seperti pengangkatan tiba-tiba tumor ovarium yang sangat
besar.
3. Syok Kardiogenik
Yaitu
syok yang terjadi karena kontraksi otot jantungyang tidak efektif yang
disebabkan oleh infark otot jantung dan kegagalan jantung. Sering
dijumpai pada penyakit-penyakit katup jantung.
4. Syok Endotoksik/septic
merupakan suatu gangguan menyeluruh pembuluh darah disebabkan oleh lepasnya toksin. Penyebab utama adalah infeksi bakteri gram nagatif. Sering dijumpai pada abortus septic, korioamnionitis, dan infeksi pascapersalinan.
5. Syok Anafilatik
yaitu syok yang sering terjadi akibat alergi /hipersensitif terhadap obat-obatan.
Penyebab
syok yang lain seperti emboli air ketuban, udara atau thrombus,
komplikasi anastesi dan kombinasi seperti pada abortus inkompletus
(hemoragik dan ensotoksin) dan kehamilan ektopik terganggu dan rupture
uteri (hemoragik dan neurogenik).
Gejala Klinik Syok
Gejala
klinik syok pada umumnya sama pada semua jenis syok antara lain tekanan
darah menurun, nadi cepat, dan lemah akibat perdarahan. Jika terjadi
vasokontriksi pembuluh darah kulit menjadi pucat, keringat dingin,
sianosis jari-jari kemudian diikuti sesak nafas, pengelihatan kabur,
gelisah dan oligouria/anuria dan akhirnya dapat menyebabkan kematian
ibu.
Penanganan Syok
Prinsip
pertama dalam penanganan kedaruratan medic dalam kebidanan atau setiap
kedaruratan adalah ABC yang terdiri atas menjaga saluran nafas (airway),
pernafasan (Breathing), dan sirkulasi darah (Circulation). JIka situasi
tersebut terjadi di luar Rumah Sakit, pasien harus dikirim ke rumah
sakit dengan segera dan aman.
1. Syok Hemoragik
Syok
Hemoragik merupakan syok yang disebabkan oleh perdarahan yang banyak
yang dapat disebabkan oleh perdarahan antepartum seperti plasenta
previa, solusio plasenta, dan rupture uteri, juga disebabkan oleh
perdarahan pascapersalinan seperti atonia dan laserasi serviks/vagina.
gejala klinik syok hemoragik bergantung pada jumlah perdarahan yang
terjadi mulai dari yang ringan sampai berat seperti terlihat pada tabel
berikut.
Klasifikasi Perdarahan
Kelas
|
Jumlah Perdarahan
|
Gejala Klinik
|
I
|
15% (Ringan)
|
Tekana darah dan nadi normal
Tes Tilt (+)
|
II
|
20-25% (sedang)
|
Takikardi-Takipnea
Tekanan nadi < 30 mmHg
Tekanan darah sistolik rendah
Pengisian darah kapiler lambat
|
III
|
30-35% (Berat)
|
Kulit dingin, berkerut, pucat
Tekanan darah sangat rendah
Gelisah
Oliguria (<30 ml/jam)
Asidosis metabolic (pH < 7.5)
|
IV
|
40-45% (sangat berat)
|
Hipertensi berat
Hanya nadi karotis yang teraba
Syok ireversibel
|
Pada
syok yang ringan gejala-gejala dan tanda tidak jelas, tetapi adanya
syok yang ringan dapat diketahui dengan “tilt test” yaitu bila pasien
didudukan terjadi hipotensi dan/atau takikardia, sedangkan dalam keadaan
berbaring tekanan darah dan frekuensi nadi masih normal.
Fase-Fase Syok
Perempuan
hamil normal mempunyai toleransi terhadapa perdarahan 500-1000 ml pada
waktu persalinan tanpa bahaya oleh karena daya adaptasi fisiologik
kardiovaskular dan hematologik selama kehamilan. jika perdarahan terus
berlanjut, akan timbul fase-fase syok sebagai berikut.
1. Fase Kompensasi
· Rangsangan/reflex
simpatis: Respon pertama terhadap kehilangan darah adalah vasokontriksi
pembuluh darah perifer untuk mempertahankan pasokan darah ke organ
vital
· gejala klinik: pucat, takikardia, takipnea.
2. Fase Dekompensasi
· Perdarahan lebih dari 1000 ml pada pasien normal atau kurang karena factor-faktor yang ada
· Gejala klinik: sesuai gejala klinik syok diatas
· Terapi yang adekuat pada fase ini adalah memperbaiki keadaan dengan cepat tanpa meninggalkan efek samping
3. Fase Kerusakan Jaringan dan Bahaya Kematian
Penanganan perdarahan yang tidak adekuat menyebabkan hipoksia jaringan yang lama dan kenatian jaringan dengan akibat berikut:
· Asidosis metabolik: disebabkan metabolisme anaerob yang terjadi karena kekurangan oksigen
· Dilatasi
arteriol: akibat penumpukan hasil metabolisme selanjutnya menyebabkan
penumpukan dan stagnasi darah di kapilar dan keluarnya cairan ke dalam
jaringan ekstravaskular
· Koagulasi intravaskular yang luas disebabkan lepasnya tromboplastin dari jaringan yang rusak
· Kegagalan jantung akibat berkurangnya aliran darah koroner
· Dalam
fase ini kematian mengancam. Transfusi darah saja tidak cukup adekuat
lagi dan jika penyembuhan dari fase akut terjadi, sisa-sisa penyembuhan
akibat nekrosis ginjal dan/atau hipofise akan timbul
Penanganan
Jika terjadi syok, tindakan yang harus segera dilakukan antara lain sebagai berikut:
1. Cari dan hentikan segera penyebab perdarahan
2. Bersihkan saluran napas dan beri oksigen atau pasang selang endotrakheal
3. Naikkan kaki ke atas untuk meningkatkan aliran darah ke sirkulasi sentral
4. Pasang
2 set infuse atau lebih untuk transfuse, cairan infuse dan obat-obat IV
bagi pasien yang syok. Jika sulit mencari vena, lakukan/pasang kanul
intrafemoral.
5. Kembalikan volume darah dengan:
a. Darah segar (whole blood) dengan cross-metched dari grup yang sama, kalau tidak tersedia berikan darah O sebagai life-saving
b. Larutan
kristaloid: seperti ringer laktat, larutan garam fisiologis atau
glukosa 5%. Larutan-larutan ini mmempunyai waktu paruh (half life) yang
pendek dan pemberian yang berlebihan dapat menyebabkan edema paru
c. Larutan koloid: dekstran 40 atau 70, fraksi protein plasma (plasma protein fraction), atau plasma segar
6. Terapi obat-obatan
a. Analgesik: morfin 10-15 mg IV jika ada rasa sakit, kerusakan jaringan atau gelisah
b. Kortikosteroid:
hidrokortison 1 g atau deksametason 20 mg IV pelan-pelan. Cara kerjanya
masih kontroversial, dapat menurunkan resistensi perifer dan
meningkatkan kerja jantung vdan meningkatkan perfusi jaringan
c. Sodium bikarbonat: 100 mEq IV jika terdapat asidosis
d. Vasopresor: untuk menaikkan tekanan darah dan mempertahankan perfusi renal.
· Dopamin: 2,5 mg/kg/menit IV sebagai pilihan utama
· Beta-adrenergik stimulant: isoprenalin 1 mg dalam 500 ml glukosa 5% IV infuse pelan-pelan
7. Monitoring
a. Central venous pressure (CVP): normal 10-12 cm air
b. Nadi
c. Tekanan darah
d. Produksi urin
e. Tekanan kaviler paru: normal 6-18 Torr
f. Perbaikan klinik: pucat, sianosis, sesak, keringat dingin, dan kesadaran
Komplikasi Syok
Syok
yang tidak dapat segera diatasi akan merusak jaringan di berbagai
organ, sehingga dapat menjadi komplikasi-komlikasi seperti gagal ginjal
akut, nekrosis hipofise, dan koagulasi intravaskular diseminata (DIC)
Mortalitas
Perdarahan
500 ml pada partus spontan dan 1000 ml pada seksio sesarea pada umumnya
masih dapat ditoleransi. Perdarahan karena trauma dapat menyebabkan
kematian ibu dalam kehamilan sebanyak 6-7% dan solusio plasenta 1-5%. Di
USA perdarahan obstetric menyebabkan angka kematian ibu (AKI) sebanyak
13,4%.
Penanganan Syok Hemoragik Dalam Kebidanan
Bila
terjadi syok hemoragik dalam kebidanan, segera lakukan resusitasi,
berikan oksigen, infuse cairan, dan transfuse darah dengan crossmatched.
Diagnosis plasenta previa/solusio plasenta dapat dilakukan dengan bantuan USG. Selanjutnya atasi koagulopati dan
lakukan pengawasan janin dengan memonitor denyut jantung janin. Bila
terjadi tanda-tanda hipoksia, segera lahirkan anak. Jika terjadi atonia
uteri pasca persalinan segera lakukan masase uterus, berikan suntikan
metil ergometrin (0,2 mg) IV dan oksitosin IV atau per infuse (20-40
U/I), dan bila gagal menghentikan perdarahan lanjutkan dengan ligasi a
hipogastrika atau histerektomi bila anak sudah cukup. Kalau ada
pengalaman dan tersedia peralatan dapat dilakukan embolisasi a.iliaka
interna dengan bantuan transkateter. Semua laserasi yang ada sebelumnya
harus dijahit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar