Jumat, 03 Mei 2013

ABORTUS, KEHAMILAN EKTOPIK DAN MOLA HIDATIDOSA

ABORTUS

Adalah berakhirnya suatu kehamilan oleh akibat-akibat tertentu sebelum buah kehamilan mampu untuk hidup diluar kandungan.

- Abortus spontan : terjadi secara alamiah tanpa adanya upaya-upaya dari luar (buatan) untuk mengakhiri kehamilan tersebut = keguguran = miscarriage.
- Abortus buatan : terjadi akibat adanya upaya-upaya tertentu untuk mengakhiri proses kehamilan = pengguguran = aborsi = abortus provokatus.

Abortus Buatan
1. Abortus buatan terapetik : abortus provokatus medisinalis / atas tindakan medis.
2. Abortus buatan kriminalis : abortusprovokatus kriminalis / pengguguran kandungan yang berarti tindakan kriminal.

Abortus terapetik = abortus provokatus medisinalis :
- Aborsi yang dilakukan akibat adanya indikasi terapetik atau medis.
- Indikasi ibu : dekompensasi jantung, tubercolosis paru berat, status asmatikus, diabetes yang tidak terkontrol, gagal ginjal dan penyakit hati yang menahun.
- Indikasi janin---->cacat janin : thalasemia, kelainan kromosom, sindrom down.
- Cara terjadinya kehamilan yang tidak wajar ( akibat perkosaan, hubungan sedarah )

Abortus buatan kriminalis = abortus provokatus kriminalis :
Abortus yang dilakukan secara sengaja melalui kesepakatan bersama antara pasien dan pelaku aborsi, bukan atas indikasi ibu atau janin.

Etiologi Abortus :
- Kelainan perkembangan zygot : abnormalitas kromosom.
- kondisi optimal endometrium.
- Faktor maternal :
 * Penyakit infeksi
 * Gangguan nutrisi yang berat
 * Penyakit menahun
 * Pecandu berat alkohol dan rokok
 * Anomali uterus dan serviks
 * Gangguan imonologis
 * Trauma fisik dan psikis
- Faktor paternalistik : Translokasi kromosom sperma.

Jenis dan derajat abortus serta penatalaksanaan :
1. Abortus Imminens
- Keadaan dimana adanya resiko untuk terjadinya abortus tetapi kondisi embrio masih relatif baik.
- Gejala klinis :
 * Jumlah dan sifat perdarahan (segar atau kecoklatan, bercampur lendir atau hanya darah semata, bercak atau gumpalan).
 * Nyeri pada pinggang belakan
 * Mules atau spasme perut bawah
 * Gejala menetap, bertambah atau berkurang setelah istirahat total dan pengobatan
 * Ostium serviks masih tertutup atau telah terbuka
 * Keluar cairan amnion atau masa kehamilan.
- Terapi :
 * Istirahat total
 * Antibiotik golongan penisilin dan eritromisin
 * Preparat progesteron ( didrogesteron, hidroksiprogesteron, kaproat, alilesterenol )
 * Tokolitik ( asam mefenamat )

2. Abortus Insipiens
- Kondisi yang merupakan kelanjutan dari abortus imminens, dimana perdarahan semakin banyak, warna merah segar dan terbukanya serviks.
- Proses abortus sedang berlangsung tetapi sebagian besar atau semua jaringan konsepsi masih berada didalam cavum uteri.
- Bila selaput kantong janin belum pecah, pada inspekulo terlihat penonjolan kantong dengan warna putih mengkilapdan dibagian dalamnya berisi cairan kebiruan.
- Bila kantong janin sudah pecah, dari ostium tampak konsepsi yang belum keluar dari dalam kavum uteri.

3. Abortus Inkomplit
Keluarnya sebagian besar jaringan  konsepsi atau kehamilan dari cavum uteri, dan sebagian lagi masih berada dalam cavum uteri.

4. Retensi Embrio Mati = Missed Abortion
- Kegagalan uterus mengeluarkan embrio lebih dari 8 minggu dihitung dari saat kematian embrio tersebut
- Sulitnya menentukan saat yang pasti tentang matinya embriomaka diambil patokan ketidaksesuaian ukuran uterus dengan usia kehamilan ( selisih 8 minggu )

Terapi abortus insipiens, abortus inkomplit, dan retensi embrio : Evakuasi masa kehamilan.

5. Abortus habitualis
- Abortus yang terjadi lebih dari 3 kali berturut-turut.
- Etiologi :
 * Cacat kromosom
 * Defesiensi hormonal
 * Inkompetensia serviks
 * Gangguan immonologis
- Terapi :
 * Investigasi kromosom
 * Substitusi hormonal
 * Ligasi serviks dengan shirodkar / Mc Donald

6. Abortus Terapetik
- Terminasi kehamilan atas indikasi vital bagi ibu
- Indikasi :
 * Bila kehamilan dilanjutkan menyebabkan gangguan kesehatan atau keselamatan ibu
 * Bila kehamilan akibat perkosaan atau hubungan sedarah yang dapat menimbulkan psikologi berat bagi ibu
 * Bila hasil investigasi menunjukkan adanya kecacatan berat atau retradasi mental janin.

7. Abortus dengan Resiko
-Terminasi kehamilan yang tidak dikehendaki oleh wanita atau pasangan yang mempunyai resiko tinggi terhadap keselamatan jiwa wanita.
- Dilakukan oleh individu yang tidak mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang memadai
- Peralatan yang sering digunakan berupa bahan kaustik atau iritatif, bahn teradisional seperti : batang kayu, akar pohon kayu, tungkai daun dengan getah iritatif atau pemijatan langsung ke corpus uteri.

KEHAMILAN EKTOPIK

Patofisiologi :
a. Ovum yang telah dibuahi berimplantasi ditempat lainselain endometrium kavum uteri
b. Gangguan interferesi mekanik terhadap ovum yang telah dibuahi dalam perjalananya menuju kavum uteri
c. Kemungkinan implantasi : paling sering di tuba fallopi ( 90-95% ) dengan 70-80% diampula, serviks, ovarium, abdomen dan sebagainya.

Macam-Macam kehamilan Ektopik :
- Tuba : ampula , interstisial, isthimus, fimbria
- Ovarium
- Kehamilan abdominal
- Serviks
- Uterus : kornu, rudimentary horn

Etiologi :
- Kelainan tuba adalah karena adanya rwayat penyakit tuba seperti salpingitis
- Riwayat operasi tuba, sterilisasi
- Riwayat penyakit radang panggul
- IUD
- Ovulasi multipel akibat induksi obat-obatan, usaha fertilisasi in vitro dan sebagainya.

Tanda dan Gejala Klinis :
- Nyeri perut
- Amenore
- Perdarahan vaginal, oleh karena kematian janinsehingga timbul pelepasan residua
- Masa adnexa
- Gambaran gangguan mendadak : pingsan oleh karena rasa nyeri yang hebat, syok, anemia
- Nyeri bahu akibat rangsangan diafragma
- Nyeri defekasi bila membentuk hematocele retrouterina
- Gambaran klinik kehamilan tuba yang belum terganggu tidak has : sedikit nyeri perut
- Gejala dan tanda kehamilan tubaterganggu sangat berbeda-beda dari perdarahan banyak yang tiba-tiba, sampai gejala yang tidak jelas.

Diagnosis :
- KU tampak kesakitan dan pucat
- Abdomen : nyeri tekan, tampak sedikit mengembung
- Pemeriksaan ginekologi : uterus sedikit membesar, kadang teraba tumor disamping uterus, cavum douglas menonjol, nyeri goyang serviks
- Pemeriksaan Lab : anemia, leukosit meningkat, tes kehamilan
- Couldosintesis
- USG : tidak tampak GS intrauterin, terdapat perdarahan intra abdominal.

Diferensial Diagnosis :
a. Salpingitis  : pp test negatif
b. Abortus : perdarahan lebih banyak
c. Apendisitis : biasanya tidak disertai perdarahan pervaginalatau amenorhea, nyeri goyang serviks bisa ada meskipun tidak berat
d. Torsi ovarium

Terapi :
- Mondok
- Resusitasi syok
- Operatif :
 * Laparoskopi
 * salpingektomi
 * Salpingostomi
- Medikamentosa, pada kehamilan ektopik yang belum terganggu : metotreksat.

Follow Up :
- Dianjurkan tidak menggunakan IUD
- Fertilisasi post operastif KET terganggu ada tidaknya faktor infertilitas yang lain
- Ada kecendrungan untuk berulang.

MOLA HIDATIDOSA

- Digenerasi hidropik sel trofoblas
- Gelembung mola
- Seperti buah anggur

Mola hidatidosa adalah abnormalitas plasenta yang secara histologi ditandai dengan villi9 khorialis yang edema dan ploriferasi trofoblas.

Mola hidatidosa dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Mola hidatidosa komplit
2. Mola hidatidosa parsial berdasarkan sitogenik dan morfologi histologi.

Faktor resiko :
- Usia ibu lebih dari 35 tahun meningkatkan resiko terjadinya mola hidatidosa komplit
- Resiko kehamilan mola komplit juga meningkat pada wanita yang pernah mengalami aborsi spontan.

Gejala Klinis :
- Pendarahn vaginal adalah tanda yang sering terjadi
- Gejala anemia
- Ukuran uterus teraba lebih besar dibandingkan dengan umur kehamilan.
- Peningkatan kadar HCG

Manifestasi klinis :
- Amenore dan tanda-tanda kehamilan
- Perdarahan pervaginam berulang. cendrung berwarna coklat, kadang keluar gelembung mola
- Pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan
- Tidak terabanya bagian janinpada palpasi dan tidak terdengarnya DJJ sekalipun uterus sudah membesar setinggi pusat atau lebih
- Preeklamsia atau eklamsia yang sebelum kehamilan 24 minggu

Pemeriksaan Penunjang :
- Pemeriksaan sonde uterus
- Test acrosta sison.
Peningkatan kadar beta HCG darah atau urin
_ USG menunjukkan gambaran badai salju
- Foto toraks ada gambaran emboli udara
- Pemeriksaan t3 dan T4 bila ada gejala tirotoksikosis.

Komplikasi :
Anemia, syok, infeksi, eklampsia dan tirotoksikosis

2 komentar: