Jumat, 03 Mei 2013

asuhan kebidanan pada bayi baru lahir (askeb neonatus, bayi dan balita)

A.    KONSEP BAYI BARU LAHIR NORMAL
1.      Pengertian Asuhan Bayi Baru Lahir
Ø  Adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan (Bari Syaifuddin,Abdul :2002).
Ø  Penanganan dilakukan sejak kepala mulai keluar dari jalan lahir, yaitu dengan melakukan pembersihan lendir serta cairan yang berada disekitar mulut dan hidung dengan kapas dan kain kasa steril. Bayi sehat akan menangis dalam 30 detik, Tidak perlu dilakukan apa-apa lagi, karena bayi sudah bernafas spontan dan warna kulitnya kemerah-merahan. (Bari Syaifuddin,Abdul : 2006).
2.      Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal
Ø  Menangis kuat.
Ø  Frekuensi nadi >100.
Ø  Warna kulit kemerah-merahan.
Ø  Tanus otot bagus (Gerak aktif).
3.      Penatalaksanaan Awal Bayi Baru Lahir
a.      Persalinan Bersih dan Aman
Yaitu dengan menyediakan perlengkapan alat-alat di kamar bersalin diantaranya  adalah :
ð  Alat penghisap lendir (Mucus Extractor)
ð  Tabung oksigen dengan alat pemberi oksigen
ð  Alat pemotong dan pengikat tali pusat
ð  Tanda pengenal bayi
ð  Tempat tidur bayi atau inkubator dengan keadaan hangat dan steril
ð  Lain-lain : kain, kasa, baju steril serta obat antiseptik
ð  Termometer dan stopwacth
ð  Tempat atau ruang dalam keadaan hangat dan terang
b.      Membersihkan Jalan Nafas (Inisiasi Pernafasan Spontan)
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila tidak langsung menangis penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara :
ð  Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat
ð  Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
ð  Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tengah yang dibungkus kasa steril
ð  Berikan rangsangan taktil dengan cara menepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar (handuk). Dengan rangsangan ini biasanya bayi segera menangis.
c.       Klem dan Potong Tali Pusat
·         Klemlah tali pusat dengan buah klem, pada titik kira-kira 2 cm dan 3 cm dari pangkal pusat bayi (tinggalkan kira-kira 1 cm diantara klem-klem tersebut).
·         Potonglah tali pusat diantara kedua klem sambil melindungi bayi dari gunting dengan tangan kiri anda.
·         Pertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat, ganti sarung tangan anda bila ternyata sudah kotor. Potonglah tali pusatnya dengan pisau atau gunting yang steril dan Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT).
·         Periksa tali pusat setiap 15 menit, apabila masih terjadi pendarahan, lakukan pengikatan ulang yang lebih ketat (Bari Syaifuddin,Abdul : 2002).
d.      Jagalah Bayi Agar Tetap Hangat
·         Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya.
·         Gantikan handuk / kain yang basah dan bungkus bayi tersebut dengan selimut dan jangan lupa memastikan bahwa kepala telah terlindungi dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh.
·         Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak kaki bayi setiap 15 menit
-          Apabila telapak bayi terasa dingin, pastikan suhu aksila bayi.
-          Apabila suhu bayi kurang 36,5 0C, segera hangatkan bayi tersebut.
e.       Kontak Dini Dangan Ibu
·         Berikan bayi kepada ibunya secepat mungkin, kontak dini antara ibu dan bayi penting untuk :
-          Kehangatan : mempertahankan panas yang benar pada bayi baru lahir.
-          Ikatan batin (bonding attachment) dan pemberian ASI.
·         Doronglah ibu untuk menyusui bayinya apabila telah siap (dengan menunjukkan reflex rooting).
·         Bayi normal sudah dapat disusui segera sesudah lahir, lamanya disusui hanya untuk 1-2 menit pada setiap payudara Ibu.
·         Dengan menghisapnya bayi terjadi perangsangan terhadap pembentukan air susu Ibu dan secara tidak langsung rangsang isap membantu mempercepat pengecilan uterus.
·         Pada hari ketiga bayi sudah harus menyusu selama 10 menit pada Ibu dengan jarak waktu tiap 3-4 jam, namun jika diantara waktu tersebut bayi menangis karena lapar, ASI boleh disusukan ,
f.       Pernapasan
Sebagian besar bayi akan bernapas secara spontan pernapasan bayi  sebaiknya diperiksa secara teratur untuk mengetahui adanya masalah.
·         Periksa pernapasan dan warna kulit bayi setiap 5 menit
·         Jika bayi tidak segera bernapas, lakukan hal-hal berikut
    • Keringkan bayi dengan selimut atau handuk yang hangat
    • Gosoklah punggung bayi dengan lembut
·         Jika bayi masih belum mulai bernafas setelah 60 detik mulailah resusitasi.
·         Apabila bayi stanosis (kulit biru) atau sukar bernapas (frekuensi pernapasan kurang 30 atau lebih dari 60 x / menit), berilah oksigen kepada bayi dengan keteter nasal atau nasal frongs (Bari Syaifuddin,Abdul : 2002)
g.      Perawatan Mata
·         Obat mata entromisin 0,5 % atau tetrasiklin 1 % dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual).
·         Perawatan mata harus dikerjakan segera. Tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan tali pusat + diberi salep mata sesudah 5 jam bayi lahir
·         Yang lazim dipakai adalah larutan perak nitrat atau neosporin dan langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah bayi lahir.
h.      Apgar skor
Penilaian bayi waktu Lahir (assesment at birth) 1 menit dan 5 menit berikutnya:
Tanda
0
1
2
Jumlah nilai
Menit
1
Frekuensi jantung
(   ) tidak ada
(   ) < 100
(   ) < 100
Usaha bernafas
(   ) tidak ada
(   ) lambat tak teratur
(   ) baik, menangis
Tonus otot
(   ) lumpuh
(   ) eks. Fleksi sedikit
        dari anggota
(   ) gerakan aktif
Reflex
(   ) tidak bereaksi
(   ) menangis
(   ) menangis kuat
Warna
(   ) biru pucat
(   )  tubuh kemerahan
         Tangan & kaki biru
(   )  kemerahan
         Seluruh tubuh
Menit
5
Frekuensi jantung
(   ) tidak ada
(   ) < 100
(   ) < 100
Usaha bernafas
(   ) tidak ada
(   ) lambat tak teratur
(   ) baik, menangis
Tonus otot
(   ) lumpuh
(   ) eks. Fleksii sedikit
        dari anggota
(   ) gerakan aktif
Reflex
(   ) tidak bereaksi
(   ) menangis
(   ) menangis kuat
Warna
(   ) biru pucat
(   )  tubuh kemerahan
         Tangan & kaki biru
(   )  kemerahan
         seluruh tubuh
(Prawihardjo : 2006)
Selain penilaian bayi waktu lahir dinilai dengan APGAR SKOR dapat dinilai juga dengan cara SKOR DOWN :
Evaluasi Respiratory Distress dengan Skor Down
0
1
2
Frekuensi nafas
< 60 / menit
60-80 / menit
> 80 / menit
Retraksi
Tidak ada retraksi
Retraksi ringan
Retraksi berat
Sianosis
Tidak sianosis
Sianosis hilang dengan O2
Sianosis menetap walaupun diberi O2
Air entry
Udara masuk bilateral baik
Penurunan ringan udara masuk
Tidak tidak ada udara masuk
Merintih
Tidak merintih
Dapat di dengar dengan stetoskop
Dapat didengar tanpa alat bantu
Evaluasi gawat nafas dengan menggunakan Skor Down
1.       Skor < 4             :  Tidak ada gawat nafas
2.       Skor 4-7             :  Gawat nafas
3.       Skor 7                :  Ancaman gagal nafas (pemeriksaan gas darah harus dilakukan)
B.     ASUHAN BAYI BARULAHIR
Dalam waktu 24 jam, bila bayi tidak mengalami masalah apapun, berikanlah asuhan berikut :
1.      Lanjutkan pengamatan pernapasan, warna, dan aktivitasnya
2.      Pertahankan suhu tubuh bayi
·         Hindari memandikan bayi hingga sedikitnya 6 jam dan hanya setelah itu, jika tidak terdapat masalah medis dan jika suhunnya 36,5 0C atau lebih
·         Bungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat, kepala bayi harus tertutup.
3.      Pemeriksaan fisik bayi
Lakukan pemeriksaan fisik yang lebih lengkap, ketika memeriksa bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir secara menyeluruh antara lain
  1. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (TTV)
·         Suhu normal rextal / aksila   :  36,5 – 37,2 OC
·         Laju pernapasan normal       :  40 -60 x / menit ≠ ada wheezing dan ronchi
·         Detak jantung normal          :  100 – 120 x / menit
·         Nadi normal                         :  120 – 150 x / menit, frekuensi nadi perifer
·         Berat badan normal              :  2500 – 4000 gram
·         Panjang badan normal          :  48 – 53 cm
  1. Pemeriksaan fisik
1.       Kepala   :  simetris atau tidak, adanya kelainan-kelaian atau tidak seperti (keadaan ubun-ubun, molase, caput succedanium, cepal hematoma, hydrochephalus, anensefalus dan meningokel)
-          Ukuran normal lingkar kepala terdiri 3 bagian:
ü  SOB (Sub Occipito Bregmatica)   :  32 cm
ü  FO (Fronto Occipito)                    :  34 cm
ü  MO (Mento Occipito)                    :  35 cm
2.       Mata      :  simetris atu tidak, ada kelainan atau tidak, ada tanda infeksi atau tidak (tanda-tanda infeksi antara lain) :
-          Conjungtiva pucat, atau merah
-          Sclera kuning atau putih
-          Pupil waktu lahir reflex cahaya
-          Pupil hari I : myosis
-          Isokor atau anisokor
-          Nystagmus atau tidak (kelainan SSP)
-          Pada minggu pertama koordinasi gerakan bola mata belum sempurna
3.       Hidung  :  simetris atau tidak, ada secret atu tidak, pernapasan cuping hidung atau tidak.
4.       Telinga   :  periksa dalam hubungan letak dengan mata dan kepala simetris atau tidak ada sekret atau tidak.
5.       Mulut     :  simetris atau tidak, stomatitis ada atau tidak, terdapat labiopalatoskizis ada atau tidak.
6.       Leher     :  terdapat pembesaran kelenjar tiroid atu tidak, pembekakan ada atau tidak
7.       Dada bentuk simetris atau tidak LIDA norma : 30,5 – 33 cm
8.       Bahu, lengan dan tangan
-          Gerakan normal
-          Jumlah jari normal
-          LILA normal : 9,5 – 11 cm
9.       Perut :
-          Adakah benjolan sekitar tali pusat, pendarahan tali pusat, lembek pada saat bayi menangis, benjolan atau tidak.
-          Tali pusat normal berwarna putih kebiruan pada hari pertama mulai kering dan mengkerut / mengecil dan akhirnya lepas setelah 7-10 hari.
10.   Jenis Kelamin  :
 Laki-laki (♂)
-          Testis berada dalam skrotum atau tidak.
-          Penis berlubang atau tidak.
Perempuan (♀)
-          Vagina berlubang
-          Uretra berlubang
-          Labia mayor sudah menutupi labia minor
-          Pendarahan withdrawel : cairan darah yang keluar dari kemaluan bayi yang diakibatkan penghentian hormone wanita yang tiba-tiba dari ibunya
11.   Tungkai dan kaki
-          Gerakan normal atau tidak
-          Tampak normal atau tidak
-          Apakah ada kelainan atau tidak
12.   Punggung dan anus
-          Punggung : Periksa akan adanya pembengkakan atau cekungan
o   Lordosis    :  membengkok ke depan
o   Scoliosis    :  membengkok ke kanan dan ke kiri
o   Kifosis       :  membungkuk
o   Spinabifida: selaput sumsum belakang menyembul ke luar pada suatu tempat pada tulang punggung di dalamnya terdapat jaringan sumsum tulang belakang
-          Anus : Periksa meconium sudah keluar atau belum dalam 24 jam post partum. Bila bayi sudah minum ASI maka feses akan berubah hijau kekuningan. Kelainan seperti : ATRESIA ANI : Lubang anus / dubur tidak ada
13.   Kulit :
Selama bayi dianggap normal beberapa kelainan kulit dianggap normal, seperti :
-          Verniks kaseosa (lemak dalam tubuh) ® tidak perlu dibersihkan karena menjaga kehangatan tubuh bayi.
-          Millia : titik putih yang khas pada hidung dahi, dan pipi.
-          Lanugo : rambut halus yang melapisi janin pada bahu, bokong dan ekstrimitas lebih banyak pada bayi premature.
-          Deskuamasi : kulit bayi daerah tubuh, punggung, dan abdomen yang terkelupas pada hari pertama / juga terjadi selama 2-4 minggu pertama kehidupan masih dianggap normal, paling sering pada BBLP.
-          Warna : Bayi baru lahir aterm kelihatan lebih pucat dibanding bayi preterm karena kulit bayi aterm lebih tebal.
-          Iketerus : warna bayi kuning yang terlihat pada kulit atau pada sclera mata bayi dengan iketerus hyperbillirubin, kuku jari tangan dan telapak tangan juga berwarna kuning.
  1. Reflex
Reflex moro                :  lengan terangkat ke atas dan ke bawah, terkejut (memeluk).
Reflex rooting             :  menoleh kearah sentuhan, rangsangan pada pipi dan bibir.
Reflex graphs/plantar  :  menelan, rangsangan pada vulva, bayi akan menjulurkan lidah.
Reflex sucking            :  menhisap, rangsangan dengan menyentuh bibir.
Reflex tonic neck        :  kepala menengadah.
Reflex walking            :  reflex berjalan bila bayi diberdirikan.
Reflex placing             :  berdiri tegak, dengan melalui / berpegangan dangan benda keras.
Reflex crwling            :  merangkak.
Rflex babinski             :  reflex kaki menendang, bila telapak kaki digesek dengan jari kita.
  1. Autopometri
Lingkar kepala            :  SOB : 32 cm, FO : 34 cm, MO:35 cm
Lingkar dada               :  30,5 – 33 cm
Lingakar lengan atas   :  9,5 – 11 cm
Jadi nilai dari antopometri di atas merupakan nilai standart
  1. Eliminasi.
Miksi               :  sudah keluar /belum, jam berapa?
Meconium       : sudah keluar /belum, jam berapa?
v  Memberikan Konseling
1.       Jaga kehangatan bayi
2.       Pembenahan ASI, terutama selama 6 bulan (ASI Eksklusif)
3.       Perawatan tali pusat, minimal 2 x sehari
4.       Agar ibu mengawasi tanda-tanda bahaya
v  Tanda-tanda bahaya yang harus dikenali oleh ibu
1.       Pemberian ASI sulit, sulit menghisap, atau hisapan lemah
2.       Kesulitan bernapas, yaitu pernapasan cepat > 60 /menit atau menggunakan otot napas tambahan
3.       LETARGI = bayi terus-menerus tidur tanpa bangun untuk makan
4.       Warna abnormal= kulit / bibir biru (sianosis) atau bayi sangat kuning
5.       Suhu terlalu panas (febris) atau terlalu dingin (hipotermi)
(Bari Syaifuddin,Abdul : 2002)
  1. Berikan Vitamin K
Untuk mencegah terjadinya pendarahan karena difisiensi vitamin K pada bayi baru lahir, lakukan hal-hal berikut:
·         Semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg / hari selama tiga hari
·         Bayi dengan resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-1 mg I.m
(Bari Syaifuddin, Abdul : 2002)
 

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL



Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama bayi pertamanya setelah kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha pernafasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan. Aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi baru lahir :
1.      Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat.
a.       Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu.
b.      Ganti handuk / kain yang basah dan bungkus bayi dengan selimut dan memastikan bahwa kepala telah terlindungi dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh.
c.       Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap 15 menit.
1)      Bila telapak bayi terasa dingin, periksa suhu aksilah bayi.
2)      Bila suhu bayi < 36,5oC, segera hangatkan bayi tersebut.
2.      Kontak dini dengan bayi
a.       Kontak dini antara ibu dan bayi penting untuk :
1)      Kehangatan mempertahankan panas yang benar pada bayi baru lahir.
2)      Ikatan batin dan pemberian ASI.
b.      Dorong ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi telah siap (dengan menunjukkan refleks rooting) jangan paksa bayi untuk menyusu.
Perubahan-perubahan yang segera terjadi sesudah kelahiran (Menurut Stright, 2004 ”Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir”)
1.      Perubahan metabolisme karbohidrat
Dalam waktu 2 jam setelah lahir kadar gula darah tali pusat akan menurun, energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme asam lemak sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120 Mg/100 museum Lampung. Bila ada gangguan metabolisme akan lemah. Sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan neonatus maka kemungkinan besar bayi akan menderita hipoglikemia.
2.      Perubahan suhu tubuh
Ketika bayi baru lahir, bayi berasa pada suhu lingkungan yang > rendah dari suhu di dalam rahim. Apabila bayi dibiarkan dalam suhu kamar maka akan kehilangan panas mil konveksi. Evaporasi sebanyak 200 kal/kg/BB/menit. Sedangkan produksi yang dihasilkan tubuh bayi hanya 1/100 nya, keadaan ini menyebabkan penurunan suhu bayi sebanyak 20C dalam waktu 15 menit. Akibat suhu yang rendah metabolisme jaringan meningkat dan kebutuhan O2 pun meningkat.
3.      Perubahan pernafasan
Selama dalam rahim ibu janin mendapat O2 dari pertukaran gas mill plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas melalui paru-paru bayi. Rangsangan gas melalui paru-paru untuk gerakan pernafasan pertama.
a.       Tekanan mekanik dari toraks pada saat melewati janin lahir.
b.      Menurun kadar pH O2 dan meningkat kadar pH CO2 merangsang kemoreseptor karohd.
c.       Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang, permukaan gerakan pinafasa.
d.      Pernafasan pertama pada BBL normal dalam waktu 30 detik setelah persalinan. Dimana tekanan rongga dada bayi pada melalui jalan lahir mengakibatkan cairan paru-paru kehilangan 1/3 dari jumlah cairan tersebut. Sehingga cairan yang hilang tersebut diganti dengan udara. Paru-paru mengembang menyebabkan rongga dada troboli pada bentuk semula, jumlah cairan paru-paru pada bayi normal 80 museum Lampung – 100 museum Lampung.
4.      Perubahan struktur
Dengan berkembangnya paru-paru mengakibatkan tekanan O2 meningkat tekanan CO2 menurun. Hal ini mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh darah paru-paru sebagian sehingga aliran darah ke pembuluh darah tersebut meningkat. Hal ini menyebabkan darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosus menutup. Dan menciutnya arteri dan vena umbilikasis kemudian tali pusat dipotong sehingga aliran  darah dari plasenta melalui vena cava inverior dan foramen oval atrium kiri terhenti sirkulasi darah bayi sekarang berubah menjadi seperti semula.
5.      Perubahaan lain
Alat-alat pencernaan, hati, ginjal dan alat-alat lain mulai berfungsi.
Tanda-tanda bayi baru lahir normal :
a.       Berat badan                 :  2500 – 4000 gr
b.      Panjang badan             :  48 – 52 cn
c.       Lingkar kepala            :  33 – 5 cm
d.      Lingkar dada               :  30 – 38 cm
e.       Bunyi jantung             :  120 – 160 x/menit
f.       Pernafasan dada          :  40 – 60x/menit
g.      Kulit kemerahan dan licin karena jaringan dan diikuti vernik caseosa.
h.      Rambut lanugo terlihat, rambut kepala biasanya sudah sempurna.
i.        Kuku telah agak panjang dan lepas.
j.        Genetalia jika perempuan labia mayora telah menutupi labia minora, jika laki-laki testis telah turun.
k.      Refleks hisab dan menelan telah terbentuk dengan baik.
l.        Refleks moro bila dikagetkan akan kelihatan seperti memeluk.
m.    Gerak refleks sudah baik bila tangan diletakkan benda bayi akan menggenggam.
n.      Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam.
Penatalaksanaan awal bayi baru lahir (Menurut buku Asuhan persalinan Normal Revisi 2007)
1.      Pencegahan infeksi
Tindakan pencegahan infeksi saat melakukan penanganan bayi baru lahir  :
a.       Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan bayi.
b.      Pakai  sarung tangan bersih saat menangani bayi yang belum dimandikan.
c.       Pastikan semua peralatan telah desinfektan tingkat tinggi / steril. Jika menggunakan bola karena penghisap, pakai yang bersih dan baru.
d.      Pastikan bahwa benda-benda lain yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih.
2.      Penilaian Awal
Segera lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir secara cepat dan tepat, penilaian secara APGAR ditentukan setelah 1 menit dan 5 menit.
3.      Pencegahan Kehilangan Panas
Bayi baru lahir dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai, dan dapat dengan cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah.
Mekanisme kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir
a.       Evaporasi adalah cara kehilangan panas yang utama pada tubuh bayi terjadi karena menguapkan air ketuban yang tidak cepat dikeringkan, atau terjadi setelah bayi dimandikan.
b.      Kondiksi adalah kehilangan panas melalui kontrak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin.
c.       Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapak dengan udara di sekitar yang lebih dingin.
d.      Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat benda yang mempunyai temperatur tubuh lebih rendah dari temperatur tubuh bayi.
Cara mencegah kehilangan panas
a.       Keringkan bayi secara seksama.
b.      Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat.
c.       Tutup bagian kepala bayi.
d.      Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.
e.       Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir.
f.       Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.
4.      Rangsangan Taktil
Mengeringkan tubuh bayi juga merupakan tindakan stimulasi. Untuk bayi yang sehat, hal ini biasanya cukup untuk merangsang terjadinya pernafasan spontan. Jika bayi tidak memberikan respon terhadap pengeringan dan rangsangan dan menunjukkan tanda-tanda kegawatan, segera lakukan tindakan untuk membantu pernafasan.
5.      Merawat tali pusat
a.       Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.
b.      Bilas tangan dengan air matang / desinfeksi tingkat tinggi.
c.       Keringkan tangan tersebut dengan handuk / kain bersih dan kering.
d.      Ikat puntung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang diinfeksi tingkat tinggi / klem plastik tali pusat.
e.       Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang di sekeliling puntung tali pusat dan lakukan pengikatan ke 2 dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada hasil yang berlawanan.
f.       Lepaskan menjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klorin 0,5%.
g.      Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering. Pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup dengan baik.
6.      Rawatan tali pusat
a.       Jangan membungkus, mengoleskan bahan atau ramuan apapun ke puntung tali pusat dan nasihati keluarga agar tidak memberikan apapun pada pusat bayi.
b.      Pemakaian alkohol ataupun beladin masih diperkenankan sepanjang tidak menyebabkan tali pusat basah / lembab.
c.       Beri nasihat kepada ibu / keluarga sebelum penolong meninggalkan bayi :
1)      Lipat popok di bawah putung tali pusat.
2)      Jika putung tali pusat kotor, cuci dengan lembut menggunakan air matang, dan sabun keringkan dengan kain bersih.
3)      Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencapai bantuan perawatan jika pusat menjadi merah atau mengeluarkan nanah / darah dan segera rujuk bayi kefasilitas yang lebih memadai.
7.      Mulai Pemberian ASI
Pastikan bahwa pemberian ASI dimulai dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir. Jika mungkin, anjurkan ibu untuk memeluk dan mencoba untuk menyusukan bayinya segera setlah tali pusat diklem dan dipotong berdukungan dan bantu ibu untuk menyusukan bayinya.
Keuntungan peberian ASI
a.       Merangsang produksi air susu ibu
b.      Memperkuat reflek menghisab bayi
c.       Mempromosikan keterikatan antara ibu dan bayinya
d.      Memberikan kekebalan pasif segera kepada bayi melalui kolostrum
e.       Merangsang kontraksi uterus
Posisi untuk menyusui
a.       Ibu memeluk kepala dan tubuh bayi secara urus agar muka bayi menghadapi ke payudara ibu dengan hidung di depan puting susu ibu.
Perut bayi menghadap ke perut ibu dan ibu harus menopang seluruh tubuh bayi tidak hanya leher dan bahunya.
b.      Dekatkan bayi ke payudara jika ia tampak siap untuk menghisap puting susu.
c.       Membantu bayinya untuk menempelkan mulut bayi pada puting susu di payudaranya.
1)      Dagu menyentuh payudara ibu.
2)      Mulut terbuka lebar.
3)      Mulut bayi menutupi sampai ke areola.
4)      Bibir bayi bagian bawah melengkung keluar.
5)      Bayi menghisap dengan perlahan dan dalam, serta kadang-kadang berhenti.
8.      Upaya profilaksis terhadap gangguan mata.
Tetes mata / salep antibiotik tersebut harus diberikan dalam waktu 1 jam pertama setelah kelahiran. Upaya profilaksis untuk gangguan pada mata tidak akan efektif jika tidak diberikan dalam 1 jam pertama kehidupannya.
Tehnik pemberian profilaksis mata :
a.       Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir.
b.      Jelaskan pada keluarganya tentang apa yang anda lakukan, yakinkan mereka bahwa obat tersebut akan sangat menguntungkan bayi.
c.       Berikan salep / teki mata dalam satu garis lurus, mulai dari bagian mata yang paling dekat dengan hidung bayi menuju ke bagian luar mata.
d.      Jangan biarkan ujung mulut tabung / salep atau tabung penetes menyentuh mata bayi.
e.       Jangan menghapus salep / tetes mata bayi dan minta agar keluarganya tidak menghapus obat tersebut.
Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir
a.       Pernafasan à sulit / > 60x/menit.
b.      Kehangatan à terlalu panas (>38oC atau terlalu dingin <36oC)
c.       Warna à kuning (terutama pada 24 jam pertama). Biru/pucat, memar.
d.      Pemberian makan à hisapah lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah.
e.       Tali pusat à merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk,berdarah.
f.       Infeksi à suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan nanah,bau busuk, pernafasan sulit.
g.      Tinja / kemih à tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lendir atau darah pada tinja.
h.      Aktivitas à menggigil, atau tangis tidak bisa, sangat mudah tersinggung lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus, tidak bisa tenang, menangis terus menerus.

DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo. Sarwono. 2005. Pelayanan Kesehatan Material dan Neonatal. Jakarta : JNPKKR. POGI.
Stright. R.Barbara. 2004. Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir : Jakarta : EGC.
Buku Asuhan Persalinan Normal Revisi 2007.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar